Senin, 21 April 2014

Hari ke-8 PK IX LPDP : Wejangan dari Bapak Jusuf Kalla utk Generasi Muda Indonesia

Pagi sekitar pukul 7.50 wib, kami sudah stand by di aula Wisma Makara. Seperti hari-hari sebelumnya, 10 menit sebelum materi indoor dimulai, selalu diawali dengan "Class Call" yang diiringi lagu-lagu tertentu. Lalu dilanjutkan dengan mengisi absen yang ditempel di dinding. Sembari diiringi lagu, kami bergerak untuk menempelkan icon smile di lembaran absen. Lagu habis, artinya Class Call selesai dan pintupun ditutup. Bagi yang datang telat, otomatis mendapat icon cemberut . Selama perjalanan materi indoor, aku baru mendapatkan satu icon cemberut...itupun sebenarnya telat tipis hehe...
Model Absen PK IX LPDP
Tanpa diduga, materi hari ini ternyata disi oleh salah seorang tokoh nasional yang sudah tidak asing lagi, yaitu Bapak M. Jusuf Kalla. Sementara untuk MC, khusus dihadirkan dari Jakarta. Seorang pria berkulit putih yang pernah menjadi pembaca berita di liputan 6 dan sekaligus jurnalis. Secara otomatis sosok ini merebut perhatian peserta terutama wanita hehehe....yaitu Alvito Deannova. Ok...kita fokus ke nasehat pak JK yaa :-D

Pak JK beserta jajaran direksi LPDP sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Semua yang hadir diruangan berdiri untuk memberikan penghormatan kepada lagu Kebangsaan ini. Khusyuk dan kental dengan semangat nasionalisme..itu yang dapat kami rasakan. Lalu Pak JK mulai naik ke podium untuk memyampaikan kuliah umum atau lebih tepatnya nasihat untuk kami.

Salah seorang teman kami 'Ertika Nanda' menjadi dirigen lagu Indonesia Raya
Diantara nasihat dari beliau adalah :
  • Yang membedakan negara maju dan tidak adalah semangat ingin maju & tingkat penguasaan teknologi dari rakyatnya.
  • Semangat ingin maju itu tidak pernah lelah,selalu ingin tahu dan dibarengi dengan ilmu agama beserta iptek agar tidak salah sasaran.
  • Leadership bukan berati harus menjadi pemimpin.Tiap kita memiliki jiwa leadership. Potensi ini harus terus diasah. Minimal kita mampu memimpin diri sendiri.
  • Indikator berhasil tidak pendidikan suatu bangsa  adalah dengan makin banyak paten teknologi (inovasi), tingkat enterpreneur dan tingkat produktivits SDM nya.

Pak JK dengan senyum khasnya, memberi nasihat kepada para peserta PK IX LPDP

Presenter Alvito Deannova berhasil memukau peserta wanita nih...hehe
Foto bersama Pak JK, semoga kami juga bisa menjadi pribadi yang super seperti Bapak


Selesai menyampaikan nasihat, acara lanjut ke sesi tanya jawab. Sudah bisa ditebak, banyak peserta yang begitu antusias untuk bertanya. Karena ini adalah kesempatan langka, maka kami harus memanfaatkannya. Tapi sayang disayang, MC Alvito tidak memberi kesempatan kepada beberapa peserta untuk bertanya termasuk aku :-( . Hal ini disebabkan oleh saking banyaknya peserta yang ingin bertanya, namun waktu sangat terbatas.

Materi berikutnya tidak kalah menarik. Disampaikan oleh seorang pakar sosiolog terkenal UI yaitu Bapak Imam B. Prasodjo dengan tema materi "Tanggung Jawab Kaum Terdidik dalam Membangun Kesejahteraaan Umum". Berikut poin-poin yang disampaikan oleh beliau :

  • Agar kaum intelek,dapat ikut berkontribusi dengan ilmu yg dimiliki untuk ksejahteraan umum. Ilmu yg dimiliki harus menjadi solusi,bkn menjadi masalah.
  • Menjadi orang jujur yang punya kapasitas. Kapasitas ditingkatkan,karakter dikuatkan. 
  • Membuat Island of Integrity, jangan sendirian,cari teman, bersatu, bahu mbahu membangun sistem yg bersih.Tidak sekedar teori, tapi praktik.
Penyampaian materi dari Pak Imam B.Prasodjo begitu bersemangat disertai contoh-contoh konkrit dari beliau, tidak sekedar teori dan tidak membuat ngantuk. Beliau juga menceritakan pengalaman-pengalaman beliau dilapangan, tentang bagaimana kontribusi yang beliau lakukan untuk membantu masyarakat di daerah terpencil (saya lupa nama daerahnya apa). Cara yang dilakukan adalah dengan ikut menyumbangkan dana yang saat itu memang yang dipegang oleh beliau adanya ya segitu. Namun dengan modal yang terbatas, akhirnya dapat dibeli alat pemotong kayu untuk memotong kayu-kayu hasil tebangan penduduk sekitar. Tujuannya agar kayu-kayu itu dapat dipakai untuk membangun rumah-rumah penduduk di desa tersebut. Masyarakat bergotong royong membangun rumah-rumah yang nantinya akan dipakai untuk mereka juga. Maka, jadilah beberapa deret rumah sederhana namun layak huni. Ternyata dengan keterbatasan yang ada, beliau mampu berfikir kreatif dan memanfaatkan potensi yang ada di dearah tersebut.

Ok. Untuk hari ke-8 ini, kami mendapatkan banyak inspirasi berharga dari tokoh-tokoh hebat. Semoga suatu saat kamipun bisa menjadi generasi yang hebat seperti beliau-beliau ini. Membangun karakter diri, moral, skill dan kapabilitas agar dapat berkontribusi untuk keluarga dan masyarakat yang lebih luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar