Senin, 14 April 2014

Hari ke-7 PK IX LPDP : Selamat tinggal Halim, Welcome to Makara (again)

Kembali napak tilas kegiatan PK-IX di hari ke-7, disela-sela menumpuknya tugas kuliah dan thesis yang mulai memanas hehe...
Oke, putar ulang memori ya..meski sudah agak lupa-lupa ingat, jadi saya akan mengambil sumber dari web http://lpdp9.org/2013/11/day-7-system-thinking/ supaya refresh lagi :-)

Hari terakhir di lanud Halim Perdanakusuma..dimulai dengan kegiatan olahraga pagi. Sama seperti kemarin, kami melakukan senam pagi terlebih dahulu lalu lanjut ke lari disekitar area perkemahan kami yakni Marshalling Area. Sambil menyanyikan lagu-lagu kebangsaan versi TNI-AU, kami lari memutari area MA sebanyak tiga kali. Selesai acara olahraga, kegiatan dilanjutkan dengan sarapan pagi. Menjelang siang, kami melakukan latihan baris-berbaris. Ditengah rintik hujan yang kian lama kian deras, membuat kami terpaksa harus menghentikan latihan. Sebenarnya setelah ini, kami akan melakukan lomba baris berbaris disekitar MA. Tapi dikarenakan cuaca tidak mendukung, maka lomba baris-berbaris dilakukan di hanggar Skadron 45. Yup..sekaligus kembali melihat pesawat-pesawat tempur yang gagah ituh...hehe
Latihan Baris-Berbaris di Komplek Marshalling Area

Hari Terakhir di Halim P, Selamat tinggal Halim...

Lomba baris-berbaris di Skadron 45 TNI AU
Latihan baris-berbaris di komplek MA begitu singkat. Namun hal ini tidak membuat semangat kami menjadi surut. Justru karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan skill kami yang beragam tentang baris-berbaris menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk membuat peleton kami  menjadi kompak. Sikap disiplin dan kekompakan regu dapat dlihat disini. Jika ada satu saja yang salah, maka akan sangat terlihat oleh tim penilai. Singkat kata, keluarlah pemenang baris-berbaris dari peleton 4 yang dipimpin oleh teman kami, Fadly Irawan. Fadly juga terpilih sebagai komandan peleton terbaik. Ia mendapatkan hadiah sebuah kacamata pilot yang Wow..tampak keren! :-)  Setelah itu, acara dilanjutkan dengan apel penutupan latihan, yang diisi dengan dilepaskannya tanda pita merah di lengan kiri peserta. Dan, acara terakhir diisi dengan sesi foto bersama para pelatih dan pengisi materi di TNI AU.
Apel Penutupan Latihan di Hanggar Skadron 45
Sesi Foto Bersama Para Perwira TNI AU

Selamat tinggal lanud Halim...selamat tinggal bapak-bapak perwira TNI, dan terima kasih atas pendidikan yang diberikan selama dua hari kami di Halim. Kesan mendalam yang tinggal di lubuk hati kami, adalah...sikap nasionalisme dan cinta tanah air dapat kita lakukan, apapun peran kita. Jika para perwira TNI menggunakan senjata dan berbagai alutsista untuk menjaga ketahanan Negara RI, maka kami para generasi muda yang berkiprah didunia akademik, akan berusaha memajukan bangsa ini dari sisi pendidikan. InshaAllah. 

Sekitar pukul 12 siang, kami sampai di Wisma Makara. Tepat pukul 13.30, sesi materi ruangan akan kembali dimulai. Jeda waktu yang begitu singkat, membuat kami harus bergerak cepat. Untungnya latihan gerak cepat selama 2 hari di TNI, dapat membuat kami jadi lebih tau prioritas mana yang harus dilakukan. Sholat, makan, dan ganti baju tentunya hehe..

Materi siang ini adalah "Menjadi Indonesia di Negeri Orang” yang dibawakan oleh Ahmad Fuadi. Beliau adalah penulis buku trilogi Lima Menara. Bukunya begitu memotivasi kita untuk berani bermimpi dan bercita-cita menuntut ilmu sejauh-jauhnya, hingga keluar negeri. Meski dengan keterbatasan yang ada, tapi tidak membuat semangat dan cita-cita kita menjadi surut. Peluang beasiswa sudah sangat banyak. Dan kesempatan itu menjadi terbuka lebar bagi para generasi muda yang bersemangat untuk melanjutkan studinya ke luar. InshaAllah saya pun berniat untuk S3 di luar bersama suami dan keluarga..suatu saat nanti..aamiiin :-)
Foto Bersama Ahmad Fuadi Penulis Trilogi Lima Menara

Materi kedua, di isi oleh Bapak Shofwan Al Banna Choiruzzad. Dalam sesi ini, beliau membawakan materi tentang paradigma SDM Kompetitif dengan judul “Zaman Kesempatan: Mampukah Kita Memanfaatkannya?”. Dalam pemaparannya, beliau menunjukkan berbagai fakta dan data tentang kondisi Indonesia saat ini. Dari indikator-indikator yang disampaikan beliau, kami mendapatkan gambaran tentang mirisnya kondisi di negeri ini. Oleh karena itu, sudah saatnya kita memperbaiki diri untuk menciptakan perbaikan di Indonesia.
Sesi Materi Oleh Bapak Shofwan Al Banna Choiruzzad
Zaman kesempatan, akan muncul seiring dengan pertumbuhan kualitas dan kuantitas generasi muda. Sisi pendidikan menjadi sebuah parameter penting akan kemajuan negeri. Karena itu teman, mari kita bersemangat untuk maju. Menjadi pribadi sukses dibidang masing-masing. Bukan untuk menjadi paling hebat atau bangga-banggaan gelar. Seperti petuah bijak dari Steve Job "Stay Hungry, Stay Foolish. Jangan mudah merasa puas dengan apa yang sudah didapat. Tetaplah menjadi orang yang kurang puas akan ilmu, ingin terus mencari sesuatu yang baru. Zaman kesempatan dapat kita ambil, jika kita sudah siap. Untuk mengambil peluang itu harus dilakukan bersama. Kolaborasi dalam harmoni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar