Masya Allah, ternyata sulit ya untuk mencari sela-sela waktu mengisi blog. Apalagi mau menyelesaikan cerita ttg PK. Tidak terasa sudah masuk awal Mei. Di kampus pun sudah masuk dengan minggu-minggu penuh ujian dan cobaan. Meski banyak tanggal merah, tp tugas tetap saja menghantui, yah resiko jadi mahasiwa ya begini, dinikmati saja :-)
Tapi setiap kali melihat foto-foto PK IX, kembali teringat memori beberapa bulan yang lalu, dan ..semangat itu kembali bangkit. Meski secara detail urutan kegiatan sudah tidak dapat aku ingat secara lengkap, karena tercampur dengan memori lainnya yang terus menumpuk setiap hari. Apa kabar teman-teman PK IX pada saat ini? Pastinya mereka sudah disibukkan dengan kegiatan kuliah mereka masing-masing. Hingga detik ini, forum fb, waa, semua tampak sepi. Bahkan blog lpdp9.org pun sepertinya mati suri. Mungkin karena semua sedang sibuk berjuang dengan misi belajar mereka. Termasuk saya, update blog saja jeda waktunya lama bangeett :-(
Ok, langsung saja kembali napak tilas kegiatan PK IX judulnya adalah latepost banget-banget deh pokoknya hehehe...Sepertinya cerita hari berikutnya, aku copy-paste saja dari web http://lpdp9.org/2013/11/day-9-knowledge-exchange/ karena memoriku sudah tidak dapat mengingat runut kejadian #sigh, daan sepertinya web lpdp9.org bisa menjadi referensi yang lengkap dan valid ;-). Nuhuuun pisaaan yaa kepada admin web lpdp9.org pak Ridwan dkk, juga kepada para teman-teman kontributor yang tidak dapat disebutkan satu-satu (karena saya lupa siapa-siapa saja :-D) .
Rabu, 26 Februari 2014.
Para peserta Program Kepemimpinan
batch 9 (PK-9) LPDP berkumpul pada pukul 06.00 pagi di lobi Wisma Makara
UI, Depok. Kegiatan pertama yang kami lakukan hari ini adalah company visit.
Saat keberangkatan, kami tidak diberitahukan secara pasti tentang
perusahaan apa yang akan kami kunjungi sehingga kami hanya bisa
menerka-nerka melalui jalur perjalanan yang kami lewati. Kami berangkat
menuju lokasi sekitar pukul 06.30 pagi dengan menggunakan 3 unit bus.
Kami melewati daerah Kuningan, Semanggi, Slipi, Daan Mogot, dan tiba di
lokasi yang terletak di daerah Cengkareng. Ternyata, perusahaan tujuan
kami adalah Garuda Indonesia Training Center (GITC). Kami tiba disana
sekitar pukul 10.00 pagi. GITC sering mendapatkan kunjungan dari
berbagai lembaga formal dan informal. Bahkan rata-rata mereka dapat
menerima kunjungan untuk pelatihan sebanyak 5-6 kunjungan per bulan.
Sesaat setelah tiba, kami langsung berkumpul di auditorium GITC
gedung D untuk mendengarkan penjelasan mengenai informasi umum GITC dan
bagian apa saja yang akan kami eksplorasi di perusahaan tersebut. Pada
presentasi tersebut, diberitahukan bahwa ada 4 produk/layanan utama dari
GITC, yakni flight operation training, flight attendant training, airline business training, dan flight operation officer training. Visi dari GITC adalah menyediakan learning solution
untuk menciptakan para staf yang memiliki kinerja yang berkualitas.
Selain kemampuan dasar, mereka diharapkan memiliki kemampuan motorik dan
juga perilaku yang baik.
Persiapan keberangkatan ke GITC |
Berikutnya, kami mulai mengeksplorasi beberapa bagian dari GITC. Pertama, kami diajak untuk mengeksplorasi bagian flight attendant training. Kami dibawa menuju kelas Social Grace. Kelas tersebut memberikan pengajaran kepada flight attendant mengenai 4 hal pokok, yaitu behavior, communication, body language, dan appearance. Kami ditunjukkan mengenai tata cara duduk, berdiri, berjalan, dan berjongkok sesuai dengan standar GITC.
Setelah itu, kami diajak untuk melihat tata cara penyelamatan
penumpang di air dan di darat apabila terjadi keadaan darurat. Untuk
penyelamatan di darat, para pramugari dilatih untuk bergerak cepat,
membuka pintu darurat, menggembungkan pelampung luncur dan mengevakuasi
penumpang dalam waktu singkat. Untuk penyelamatan di air, para pramugari
dilatih untuk menggunakan baju pelampung dan menggembungkan perahu
karet untuk mengevakuasi para penumpang. Sebuah baju pelampung (life vest) memiliki sebuah dot berangka yang menandai bulan terakhir masa berlaku baju pelampung tersebut. Artinya, apabila telah melebihi bulan tersebut, life vest harus diganti.
Kami juga ditunjukkan bagian lain dari GITC , yaitu flight operation training.
Mereka menjelaskan sedikit tentang proses rekruitmen pilot Garuda
Indonesia. Setiap tahunnya, Garuda Indonesia membuka proses rekrutmen
pilot untuk menjaring lulusan SMA dengan jurusan IPA yang memiliki
kemampuan akademik dan psikologi yang baik. Setelah lulus serangkaian
tes, mereka akan disekolahkan di akademi pilot selama kurang lebih satu
tahun. Setelah lulus, mereka akan mengikuti pelatihan di GITC selama 8
bulan di dalam kelas dan 6-9 bulan di dalam simulator.
Kunjungan selama sekitar 2 jam tersebut diakhiri dengan kegiatan foto
bersama seluruh peserta dan panitia PK-9 LPDP.
Perjalanan kembali ke Wisma Makara UI, Depok dimulai pada pukul 14.00 dan kami tiba di lokasi tujuan pada pukul 15.10. Kami diberikan waktu untuk beristirahat sejenak dan selanjutnya diinstruksikan untuk berkumpul di Graha Sabha Widya pada pukul 15.50 untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan dalam kelompok. Setiap kelompok mengerjakan 2 tugas besar, yakni Citizen Journalism dan Visualisasi Mimpi. Tugas pertama terkait dengan pembuatan video yang menggambarkan berbagai informasi yang telah kami peroleh berdasarkan pengalaman kami berinteraksi dengan suku Baduy, Banten. Sementara itu, tugas kedua terkait dengan pembuatan video yang mengilustrasikan mimpi dari masing-masing orang dalam kelompok di masa yang akan datang.
Perjalanan kembali ke Wisma Makara UI, Depok dimulai pada pukul 14.00 dan kami tiba di lokasi tujuan pada pukul 15.10. Kami diberikan waktu untuk beristirahat sejenak dan selanjutnya diinstruksikan untuk berkumpul di Graha Sabha Widya pada pukul 15.50 untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan dalam kelompok. Setiap kelompok mengerjakan 2 tugas besar, yakni Citizen Journalism dan Visualisasi Mimpi. Tugas pertama terkait dengan pembuatan video yang menggambarkan berbagai informasi yang telah kami peroleh berdasarkan pengalaman kami berinteraksi dengan suku Baduy, Banten. Sementara itu, tugas kedua terkait dengan pembuatan video yang mengilustrasikan mimpi dari masing-masing orang dalam kelompok di masa yang akan datang.
Acara selanjutnya merupakan presentasi materi mengenai “Social Entrepreneurship”
yang dimulai pada pukul 20.00. Materi tersebut disampaikan oleh Goris
Mustaqim, pendiri dari Asgar Muda Foundation. Lembaga tersebut merupakan
salah satu wirausaha sosial yang didirikan di Garut, tempat beliau
berasal. Ada beberapa bidang yang dilayani oleh lembaga tersebut, antara
lain: education, youth entrepreneurship incubator, microfinance, dan trees investment program. Pada bidang education,
lembaga tersebut membantu siswa SMA yang tidak mampu untuk mendapatkan
bimbingan belajar secara murah bahkan gratis (dalam rangka mengikuti
seleksi mahasiswa PTN) melalui konsep “subsidi silang”. Pada bidang youth entrepreneurship incubator, lembaga tersebut membantu para generasi muda yang ingin berwirausaha dalam hal permodalan, pameran, dll. Pada bidang microfinance, lembaga ini menyediakan permodalan dengan konsep syariah.
Beliau berpendapat bahwa salah satu hal yang menyebabkan Indonesia
belum maju adalah banyaknya orang terbaik daerah tidak mau kembali ke
daerah untuk membangun daerahnya. Padahal, jika setiap orang pintar yang
berasal dari daerah mau kembali ke daerahnya untuk mengembangkan
potensi-potensi yang ada di daerahnya tersebut, maka
kemajuan/kesejahteraan di Indonesia akan merata. Selanjutnya, beliau
menjelaskan perbedaan antara entrepreneurship biasa dengan social entrepreneurship. Entrepreneurship
biasa digerakkan oleh permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi dan
tujuan utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan, sedangkan sociall entrepreneurship digerakkan oleh adanya masalah-masalah sosial dan tujuan utamanya adalah untuk memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.
Presentasi materi dan tanya jawab selesai pada pukul 21.30. Quote
yang beliau sampaikan pda akhir presentasi adalah “Jadilah perubahan
yang kita inginkan di muka bumi ini”. Acara ditutup dengan pemberian
plakat LPDP oleh Pak Kamiluddin selaku penanggung jawab PK-9 LPDP.
Presentasi Materi oleh Goris Mustaqim, yang muda yang berkarya...very inspiring! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar