Senin, 20 Januari 2014

Sajak Puisi "Perjalanan Malam"

Sajak Puisi "Perjalanan Malam"

Hujan, pada tiap rinainya  yang jatuh menyentuh bumi
Terkandung sebuah doa dan harapan
Bagi mereka yang ber-ikhtiar dimalam ini
Bergelut dgn pekerjaan dijalanan

Sementara banyak mata terpejam
Mereka masih terjaga
Selaras dengan riuh rendah bunyi mesin kehidupan
Menghantarkan mereka ketempat tujuan

Cahaya lampu temaram ditiap titik jalan
Menambah keheningan malam dgn dingin yang makin meraja
Dan Aku masih tertegun menatap jendela
Yg masih basah oleh tetesan hujan

Angan melayang merenung ttg kehidupan
Pada tiap jalannya selalu ada pilihan...

Bagi mereka yg berada dijalanan
Penuh pergulatan dan perjuangan
Kurasa, bukan menjadi sebuah keinginan
Namun,karena takdir sdh menetapkan
Dan mungkin saja tidak ada pilihan

Tentu saja jika disuruh memilih
Pasti kasur empuk menjadi pilihan
Atau bercengkrama dg keluarga
Dalam suasana yg penuh kehangatan

Maka beginilah kehidupan..
Butuh pengorbanan untuk sekedar bertahan

Maka ketika malam telah menepi
Dan semburat cahaya mentari menyapa pagi
Ada setitik harapan bersemi
Yang kuukir didalam hati

Pada tiap tetes embun pagi
Kuselipkan bait doa yang teruntai rapi
Agar semua yang sedang berjuang saat ini
Selalu dikaruniai kelapangan hati

Untuk menjemput sebongkah rezeki
Yang memang sudah ditetapkan oleh Tuhan
Kita hanya tinggal menjalani peran
Sesuai dengan ladang amal yang telah diberikan

Grogol-Banten
21 Januari 2014










Selasa, 14 Januari 2014

Ujian Tahap Awal...LDR dengan Keluarga

Menjadi mahasiswi sekaligus anak kost, seperti berasa muda kembali. Disini, aku termasuk yang dituakan..ya meski sebenarnya ga tua-tua amat heuheu...Alhamdulillah, aku benar-benar bersyukur karena semua berjalan sesuai keinginan. Mulai dari tempat kost yang nyaman dan bersih, teman-teman kost yang menyenangkan dan ibu kost yang cantik dan ramah..Ssst padahal usianya sudah masuk kepala empat loh, tapi penampilannya masih seperti ibu-ibu muda yang trendy hihihi..ups kok jadi ngerumpi. Untuk harga kost-pun sebenarnya terbilang murah 500rb / bulan, dengan fasilitas tempat tidur, lemari pakaian, lantai keramik, kamar mandi bersama namun bersih dan air lancar, khusus wanita, dan keamanan dijamin karena kebetulan dekat dengan satpam, lokasi strategis dekat pasar dan banyak warung, untuk akses ke kampus cukup sekali naik angkot dengan waktu tempuh lebih kurang 15 menit jika lancar..intinya pas untuk kategori yang diinginkan.

Namun dilain sisi, seperti ada yang hilang. Ya..ibarat lagu Noah..'separuh aku' ada yang tertinggal di sana..hehe agak lebay. Ya..Keluarga tercinta. Meski terpisah pulau (bukan benua), tapi tetap saja yang namanya jarak, akan menimbulkan rasa rindu. Terutama dengan suami dan anak. Rutinitas harian seperti memandikan anak, menyuapi ia makan, ritual sebelum tidur seperti sikat gigi bersama, cerita/dongeng, baca doa tidur hingga sampai ngelonin si bocah tidur,tak jarang akupun ikut tertidur :-D hingga hal-hal kecil lainnya seperti bermain dan tertawa bersama...adalah menjadi suatu hal yang dirindu. Ketika bersama dengan si kecil, yang sukanya ngintilin bundanya, memang sangat sulit bagiku untuk mencuri waktu untuk sendiri. Kemana bundanya pergi, selalu ada si bocah. Kecuali kalau mengajar sih..hehe. Boro-boro mau update blog, sekedar selonjoran kaki di kasur saja tidak akan bertahan lama, karena selang beberapa menit kemudian pasti si bocah akan mencari bundanya. Dan ketika ia melihat bundanya sedang santai, mulai deh ia akan naik ke badan lah, yang loncat-locat di kasur, atau sekedar merengek minta diambilkan ini itu..huuftt..benar-benar harus dilatih mandiri, pikirku. Dan mungkin, momen LDR  (Long Distance Relationship) ini bisa menjadi latihan untuk si kecil agar ia bisa mandiri dan ga rewel.


Yah, semoga LDR ini tidak lama. Semoga suamipun bisa segera menyusul mendaftar S2 dan lolos beasiswa. Sehingga kami, bisa berkumpul lagi , bersama-sama mengejar mimpi dalam bingkai kebersamaan..Aamiin...

Rabu, 08 Januari 2014

The Last Chance in The End Of Year..Wawancara LPDP

Sedikit memberi gambaran tentang wawancara LPDP. Pada waktu itu, saya masuk di gelombang XII, dimana gelombang ini adalah yg terakhir di thn 2013. Berarti ini adalah benar-benar "The Last Chance" untuk saya. Sering saya berfikir, kenapa tidak bulan Agustus kemarin saya wawancara? Ada rasa menyesal pada waktu itu, tapi pada akhirnya, saya baru dapat merasakan hikmahnya. Yup, kenapa saya ditakdirkan masuk di gelombang akhir , tidak lain tidak bukan adalah untuk persiapan mental saya sendiri. Setidaknya ketika browsing tentang wawancara LPDP, sudah banyak sekali info yang saya terima. Beda halnya ketika di bulan Juli-Agustus 2013 kemarin, masih sedikit para awardee yang menulis pengalaman wawancara mereka ntah itu di FB, twitter, blog, dsb. Baiklah, sebagai tambahan info, saya akan ikut berbagi mengenai pengalaman wawancara tgl 14 Desember 2013 kemarin.

Sebenarnya waktu yang disediakan oleh LPDP adalah 2 hari (13-14 Desember 2013). Hari pertama, adalah acara pembukaan, lagi-lagi hari Jum'at :-). Pada waktu itu, acara langsung dibuka oleh Direktur LPDP, Bapak Eko Prasetyo. Setelah itu penayangan video dokumentasi dari kegiatan-kegiatan program kepemimpinan yang sudah dilakukan. Sepertinya seru dan jadi ingin ikut hehe...Selesai pembukaan, begitu keluar dari ruangan, ada pembagian jadwal wawancara. Dan aku dapat jadwal hari ke-2. Setelah itu lanjut ke validasi berkas. Pada saat ini kita wajib membawa dokumen asli dari apa yang sudah kita upload ketika mendaftar online. Yaitu ijazah, transkrip nilai, essay 2 buah, sertifikat ITP, surat tugas (bagi yang bekerja), surat rekomendasi, surat pernyataan dan dokumen pendukung lainnya (biasanya dokumen apa saja yang harus dibawa akan diberitahu lewat email panggilan wawancara). Done! Selesai validasi berkas, Alhamdulillah lolos dan bersiap-siap untuk esok, The Real Battle will be begun hehehe.

Sabtu, 14 Desember 2013
Suasana masih sepi. Baru ada beberapa orang yg datang di aula Yusuf Wibisono. Gedungnya masih satu komplek dengan Kementrian Keuangan. Sambil menunggu, aku mencoba mencari tempat untuk mengambil nafas sekaligus menstabilkan mental..hehe bahasa! Jika perlu, beribadah dan banyak do'a, agar diberi ketenangan dan kemudahan. Note : usahakan datang min 1/2 jam sebelum waktu wawancara dimulai, agar dpt mempersiapkan mental, baca kembali essay dan rencana study, terakhir periksa berkas-berkas lainnya karena nanti akan diperlukan ketika wawancara.

Ternyata pada hari itu, aku dapat giliran ke-2, setelah orang pertama yg dipanggil tidak/belum hadir, maka petugas LPDP langsung memanggil namaku. Sedikit kaget..tapi Bismillah saja. Masuk ke aula, sudah ada tiga orang reviewer. Dua orang dari kalangan akademisi (profesor), dan satunya seorang ibu psikolog. Begitu mengucapkan salam, aku dipersilahkan duduk. Ada beberapa point pertanyaan yang diajukan. Secara garis besar, yaitu :
  1. Konfirmasi kebenaran biodata kita. Ini memastikan kalau biodata kita benar-benar asli. Seputar asal dari mana, akreditasi perguruan tinggi asal, pengalaman kerja (bagi yg sdh bekerja), dan termasuk disini pengalaman organisasi ikut ditanyakan. Lucky me! Selama masa kuliah, memang pernah aktif di organisasi..padahal dahulu sempat sering ditegur keluarga..khawatir akademik turun :-D. Tapi Alhamdulillah tidak sia-sia ternyata...tuh kan..lagi-lagi...segala sesuatu pasti ada hikmahnya.
  2. Masuk ke pertanyaan tentang tujuan kita seputar study. Disini akan dinilai apakah kita sungguh-sungguh untuk melanjutkan study lagi. Alasan melanjutkan studi lagi apa? Visi misi kita apa? hubungannya dengan kontribusi kita untuk kemajuan bangsa apa? Sebenarnya ini sudah ada di dalam essay kita, tapi para reviewer ingin mendengar penjelasan langsung dari kita. Maka, jelaskan saja apa adanya, semampu yang bisa kita lakukan untuk kedepannya, selama itu bisa memberi kontribusi, setidaknya untuk orang banyak/daerah tempat tinggal kita. 
  3. Kemudian lebih khusus pertanyaan tentang rencana study kita ke depan. Apa yang akan kita pelajari di jurusan yang akan kita ambil.  Kalau saya, dengan memberikan gambaran jenis penelitian apa yang akan saya angkat dan hubungannya dengan basic ilmu yang harus saya kuasai di perkuliahan nanti . Meski sebenarnya untuk Magister tidak akan ditanya detail mengenai penelitian. Intinya kita punya rencana dan gambaran, topik atau bagian apa yang ingin kita pelajari (tidak blank). Disini mungkin akan ada masukan atau saran dari para reviewer.
  4. Berikutnya pertanyaan yang menyangkut ke area privacy. Disini yang menanyakan adalah ibu psikolog. Beliau menanyakan tentang kondisi keluarga kita. Bagi saya yang sudah menikah, ketika ditanya tentang anak..ntah kenapa spontan saya jadi sedih :-(. Teringat nanti akan meninggalkan keluarga terutama anak dan suami demi kuliah. Dan lucunya, memang sudah disediakan tissue..mungkin tidak hanya saya yang mewek ketika diwawancarai :-D .Akhirnya saya dikira lemah, tekad saya tidak cukup kuat utk melanjutkan studi. Padahaal...saya hanya lg kangen aja dengan anak yg baru dua hari dtinggal. Tapi kembali saya tekankan, sampai tahap ini saya sudah dpt melewati semua. Mulai dari seleksi masuk S2 di ITB beberapa bulan yg lalu, hingga saya dinyatakan diterima di S2 ITB. Memang info lulus baru via SMS, belum ada SK yang keluar. Jadi saya belum bisa menunjukkan LOA (Letter of Acceptance). Tapi, semoga saja ini bisa menjadi poin kekuatan untuk saya. Dan akhirnya si ibu memberikan saran terkait kendala yang saya alami.
  5. Dan pamungkasnya sesuatu yang unpredictable...saya diminta berbicara menggunakan bahasa inggris #gubrak! Saya sempet kaget, "Wah ga ada persiapan Pak.." ungkap saya spontan ke Prof yang me-request. "Ya gpp..spontan apa adanya saja..." jawab beliau. Dan akhirnya keluarlah bahasa inggris abrakadabra bin amburadul ..spontan berbicara sambil berfikir. Yang terpikir pada saat itu adalah introducing myself. Topik dasar pelajaran bahasa inggris jaman sekolah *lol. Duh..kenapa bukan lagu wajib aja si Paaak..padahal saya sudah menghapal beberapa lirik lagu wajib, batinku saat itu. Note : perlu dipersiapkan topik apa yang akan kita sampaikan tentunya dalam bahasa inggris.
Yap..selesai sudah tahap yg paling krusial dalam perjuangan memburu beasiswa lpdp. Setelah selesai wawancara, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para reviewer atas saran-saran yang telah diberikan. Setelah ini..kita tinggal pasrah menunggu hasil. Keputusan lulus tidaknya kita tergantung dari hasil penilaian ke-3 reviewer tsb. Perbanyak saja doa, semoga hati para reviewer dibukakan dan mendapat kesan positif dari wawancara dengan kita. Sekian dulu cerita tentang LPDP. Next akan dilanjut ketika sudah memasuki tahapan Program Kepemimpinan.